Ahli Energi Kemenko Maritim: Pengelolaan SDA Indonesia Jangan Lagi Keruk, Sedot dan Jual
By Admin
nusakini.com - Tenaga Ahli Bidang Energi di Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Dr. Haposan Napitupulu, dalam acara diskusi Focus Group Discusion (FGD) di Kantor Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Kamis. (12/5), sependapat dengan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, bahwa konsep pengelolaan harus diubah, dari keruk sedot dan jual, menjadi peggerak ekonomi kawasan.
Menurut Haposan, di Indonesia, gas bumi jor-joran diekspor dalam bentuk mentah. Begitupun dengan industri pengolahannya yang tidak berkembang. Akibatnya, untuk kebutuhan akan barang-barang olahan, misalnya petrokimia.
Indonesia, sambungnya, tak boleh lagi hanya menggali dari tanah lalu mengekspor kekayaan alam mentah-mentah, tapi harus mengolahnya menjadi barang jadi yang bernilai tinggi.
" Contohnya Papua Nugini yang berpenduduk 600 ribu. Negara itu termasuk negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Di sana LNG dijual langsung tanpa dikelola lagi", kata Haposan.
Haposan menambahkan, gas dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri secara optimal. Bukan setelah ditemukan dan dijual semua.Dengan ditentukannya skema ‘onshore’, harus menjadi penggerak ekonomi kawasan dan menumbuhkan perekonomian wilayah di sekitarnya.
“Jangan seperti di Papua. Di Papua, LNG disedot, dibuang keluar sementara di Papua tidak terjadi apa-apa. Dampak perekonomian masyarakatnya kurang,” tutup Haposan.(if/mk)